Sunday, December 7, 2025
Sunday, December 7, 2025
Desain Banner Wonokromo 1
tourtravel
toyaaa
sekolahinovatif
lazizmu
smpmu4
airsuli5
previous arrow
next arrow
Shadow

Perjuangan Tanpa Batas Keluarga Nabi Ibrahim, Sebuah Warisan Iman yang Melampaui Logika

Must Read

Surabaya, liputanmu – Di tengah semangat kebangkitan dakwah di Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) Sawunggaling, pelantikan pengurus baru diiringi oleh pesan mendalam yang menggugah jiwa di ruang utama Masjid Asy-Syuhada Komplek Pendidikan Muhammadiyah Gadung. Ahad (08/06/2025).

Acara yang dihadiri oleh Wakil Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Surabaya, Ustadz Drs. Muhammad Lutfi, M.Pd., ini bukan sekadar seremoni, tetapi menjadi momentum spiritual yang menyuntikkan kekuatan iman. Di dalamnya tergurat kisah agung yang tak lekang oleh zaman, yakni kisah keluarga Nabi Ibrahim ‘alaihis salam, sebuah keluarga pilihan yang ujian hidupnya melampaui batas logika, namun penuh hikmah dan keberkahan.

Dalam kesempatan tersebut, Ustadz Luthfi, sapaan akrabnya, mengangkat tema besar tentang nilai-nilai kurban, seraya mengisahkan empat sosok luar biasa: Nabi Ibrahim AS, dua istrinya, Sarah dan Hajar, serta putranya, Nabi Ismail AS.

“Ketika perintah Allah datang, akal manusia harus tunduk, dan hati harus siap untuk percaya dan taat. Inilah esensi tertinggi dari iman, menyerah bukan karena kalah, tapi karena yakin pada kebijaksanaan Tuhan.” Tuturnya dengan penuh semangat.

Empat Ujian Iman Nabi Ibrahim AS yang Melampaui Nalar

Pertama, Khitan di Usia Senja; Sebuah perintah yang belum pernah ada sebelumnya. Di usia yang renta, Nabi Ibrahim tetap taat, menunjukkan bahwa ketaatan sejati tak mengenal waktu, usia, atau kenyamanan.

Kedua, Meninggalkan Hajar dan Ismail di Padang Tandus; Tak ada seorang suami atau ayah yang rela meninggalkan istri dan anak di padang pasir yang tandus. Namun ketika itu adalah perintah Allah, ia lakukan dengan mantap. Siti Hajar sempat menolak, namun akhirnya ikhlas.

“Dari keikhlasan itulah lahir sumur Zamzam, simbol kasih Allah kepada mereka yang berserah diri.” Tegasnya.

Ketiga, Perintah Menyembelih Ismail; Perintah yang sangat mengguncang perasaan, menyembelih anak yang begitu dicintai. Tapi sekali lagi, keimanan Nabi Ibrahim AS dan keikhlasan Ismail AS menunjukkan bahwa cinta kepada Allah harus berada di atas segalanya.

“Saat pisau hampir menyentuh leher Ismail, Allah ganti dengan sembelihan terbaik, menunjukkan bahwa pertolongan Allah datang di saat yang paling tepat.” Ungkapnya.

Keempat, Doa untuk Tanah Gersang; Siapa sangka, Nabi Ibrahim AS berdoa agar Makkah yang saat itu hanyalah padang pasir, menjadi negeri yang makmur, dikunjungi banyak manusia, penuh buah-buahan dan berkah. Sebuah doa yang tak masuk akal secara logika, tapi Allah jawab dengan cara-Nya yang Maha Kuasa.

“Dari ujian-ujian berat itu, Allah angkat derajat mereka. Dari keturunan Ismail, lahir 12 orang laki-laki, salah satunya adalah Adnan, nenek moyang Rasulullah SAW. Dari Sarah, lahir 14 nabi dan rasul. Inilah buah dari keimanan yang kokoh, kesabaran yang luar biasa, dan kepasrahan total pada kehendak Ilahi.” Jelasnya.

Pelajaran bagi Pengurus Baru: Berjuang Tanpa Menyerah

Ustadz Luthfi kemudian mengingatkan bahwa para pengurus baru Ranting Muhammadiyah Sawunggaling harus meneladani semangat keluarga Ibrahim: teguh dalam ujian, ikhlas dalam pengorbanan, dan yakin bahwa janji Allah itu pasti benar. Ia menutup dengan firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala :

 اِنَّكَ لَا تُخْلِفُ الْمِيْعَا دَ

Artinya :“Sungguh, Engkau tidak pernah mengingkari janji.” (QS. Ali ‘Imran 3: Ayat 194).

“Kadang pertolongan Allah datang di detik-detik terakhir, seperti saat Nabi Ibrahim merasakan cipratan darah dari pisau yang nyaris mengenai Ismail, padahal Allah telah menggantinya. Skenario Allah selalu indah bagi yang sabar dan percaya.” Jelasnya.

Pesan-Pesan Dakwah Berkemajuan

Dalam kesempatan yang sama, Ustadz Syafi’i, Sekretaris Lembaga Pengembangan Cabang, Ranting dan Pembinaan Masjid (LPCR-PM) PDM Kota Surabaya berpesan agar dakwah Islam di Sawunggaling harus tumbuh sesuai nilai-nilai tauhid dan kemajuan. Dakwah bukan hanya seremonial, tapi gerakan nyata yang menyentuh kehidupan umat.

Sementara itu, dalam kesempatan tersebut juga, Ketua Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Wonokromo, Ustadz Ir. Lukman, menegaskan pentingnya legalitas kelembagaan, dan mengamanahkan adanya kajian rutin sebagai sarana pembinaan spiritual.

“Entah sebulan sekali, dua bulan, atau enam bulan, yang penting istiqomah dijaga.” Ujarnya.

Acara kemudian ditutup dengan suasana penuh kekhusyukan, lewat doa penuh penghayatan dari Ustadz Koko Soesantho, M.Pd., Ketua Takmir Masjid Syuhada.

Kisah keluarga Nabi Ibrahim AS bukan sekadar cerita masa lalu. Ia adalah cermin perjuangan, cahaya harapan, dan kompas kehidupan bagi siapa pun yang ingin menapaki jalan iman.

Dalam dunia yang penuh tantangan, mari kita buktikan bahwa perjuangan, kesabaran, dan keyakinan bisa melampaui segala batas logika, karena kita punya Allah yang tak pernah meninggalkan hamba-Nya. (Taufik Hidayanto).

- Iklan -spot_img

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- iklan -spot_img
Latest News

Dikdasmen PCM Wonokromo dan Karangpilang Diskusi Pengembangan AUM dengan Penuh Kehangatan

Surabaya, liputanmu - Majelis Pendidikan Dasar, Menengah (Dikdasmen) dan Pendidikan Nonformal (PNF) Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Wonokromo dan Karangpilang...
- Iklan -spot_img

More Articles Like This

- Iklan -spot_img