Inspirasi Kehidupan : Renungan Surat Al-Ashr
Oleh Ustadz Rizqy Samsul Abidin, S.Or.
(Guru Olahraga Sekolah Karakter SD Muhammadiyah 24 Surabaya)
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman dalam QS. Surat Al-Ashr :
وَالْعَصْرِ﴿١﴾إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ﴿٢﴾إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ
Artinya :“Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.”
Dalam Surat ini, Allah Subhanahu wa Ta’ala telah bersumpah dengan masa, yang merupakan ajang dan medan perlombaan manusia dalam beramal.
Masa atau waktu, di mana sangat beragam manusia dalam menggunakannya. Ada yang menggunakan waktunya dalam ketaatan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan memperbaiki umat. Mereka inilah kaum yang beruntung.
Ada pula yang waktu berlalu begitu saja dengan sia-sia. Kelompok lain menghabiskan waktunya dalam kemaksiatan dan merusak umat. Dan dua kelompok terakhir adalah kaum yang merugi.
Allah Subhanahu wa Ta’ala bersumpah dengan masa, bahwa setiap manusia berada dalam kerugian. Meskipun ia berlimpah harta, keturunan dan menjulang tinggi kedudukannya. Kecuali mereka yang mempunyai 4 kriteria berikut:
Pertama, Iman; Yaitu iman yang tidak dinodai dengan keraguan. Ini mencakup semua hal yang bisa mendekatkan dirinya kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala ; yang berupa aqidah yang shahih dan ilmu yang bermanfaat. Iman ini bukan sekedar membenarkan saja. Namun harus disertai dengan sikap menerima dan tunduk.
Kedua, Amal Shalih; Yaitu semua ucapan atau perbuatan yang mendekatkannya kepada Allâh Subhanahu wa Ta’ala, seperti; shalat, zakat, bakti pada dua orang tua, menyambung silaturahim dan lainnya.
Dan amal shalih harus memenuhi dua syarat, yaitu;
- Ikhlas karena Allah Subhanahu wa Ta’ala, dan
- Kedua, Ittiba’ mengikuti tuntunan Nabi Muhammad SAW. Bila salah satunya tidak terpenuhi, maka amal pun tidak diterima Allah.
Ketiga, Saling berwasiat untuk mengikuti kebenaran. Satu sama lain nasihat-menasihati untuk melakukan kebaikan, dan memotivasi sesama untuk merealisasikannya. Ini artinya ia berupaya untuk keshalihan dirinya dan juga keshalihan orang lain.
Keempat, Saling berwasiat untuk bersabar. Yaitu saling menasihati untuk bersabar dalam melakukan perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala, bersabar dalam meninggalkan larangan-Nya, serta bersabar dalam menanggung ketentuan takdir Allah Subhanahu wa Ta’ala .
Mengenai saling menasihati untuk mengikuti kebenaran dan menasihati untuk bersabar, terkandung di dalamnya amar ma’ruf nahi munkar; memerintahkan hal yang baik dalam tinjauan syariat, dan melarang yang mungkar. Dua unsur inilah yang menjadi penopang dan kebaikan umat ini.
Dengan amar ma’ruf nahi mungkar umat ini mendapat pertolongan dan kemuliaan dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menjadikan kita sebagai umat terbaik yang dimunculkan untuk sekalian manusia.