Surabaya, liputanmu – Menindaklanjuti Maklumat Majelis Tarjih dan Tajdid (MTT) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah No.01/MLM/I.1/E/2025 tanggal 09 Rabi’ul AWAL 1447 H/01 September 2025 M, tentang Shalat Gerhana Bulan, Takmir Masjid Al-Mufidah yang beralamatkan di Jalan Ketintang 45 Kota Surabaya gelar Sholat Gerhana Bulan mulai pukul 01.00 WIB, pada hari Senin dini hari tanggal 08 September 2025.
Masjid yang resmi menjadi bagian dari Lembaga Amil Zakat, Infaq dan Shodaqoh Muhammadiyah (LAZISMU) Kota Surabaya yakni sebagai Kantor Layanan LAZISMU (KLL), dalam menyambut Gerhana Bulan tersebut disamping melakukan Sholat Gerhana berjamaah, juga menggalang dana infaq dan sedekah sesuai sunnah Nabi Muhammad SAW.
“Infaq dan sedekah tersebut yang kemut diwujudkan dalam bentuk paket sembako. Tidak kurang dari 125 paket sembako yang terdiri dari; Beras 3 kg, Minya Goreng, Gula, dan Mie Instant terbagi habis.” Ujar Ustadz Tohari, SE., Pembina Masjid Al-Mufidah yang juga Kepala KLL Masjid Al-Mufidah.
Dalam kesempatan tersebut, yang bertindak selaku Iman dan Khatib adalah Ustadz Muhalimin Maher, Lc., MA. Dalam khutbahnya, yang dihadiri lebih dari 200 jama’ah laki, perempuan dan anak-anak, ia mengingatkan jama’ah bahwa terjadinya Gerhana bukan lantaran wafat atau lahirnya seseorang.
Ia kemudian mengutip sabda Rasulullah SAW, yang artinya :“Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua tanda di antara tanda-tanda kekuasaan Allah. Gerhana ini tidak terjadi karena kematian seseorang atau lahirnya seseorang. Jika melihat hal tersebut maka berdo’alah kepada Allah, bertakbirlah, kerjakanlah shalat dan bersedekahlah.” (HR. Bukhari).
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa sabda Rasulullah SAW tersebut membantah dan menjungkirbalikkan pemahaman masyarakat jahiliyah yang menghubung-hubungkan peristiwa langit dengan kejadian di bumi.
“Pemahaman jahiliyah berbalutkan tahayul dan khurafat akan terus berlanjut, kalau tidak diingatkan.” Tegasnya.
Ia juga menegaskan bahwa dari Hadits Nabi Muhammad SAW tersebut, kita dapat mengambil pelajaran yang sangat berharga atas terjadinya peristiwa gerhana, yakni adanya nilai Pendidikan Aqidah, Ibadah/Ritual, dan Ibadah Sosial/Muamalah.
Ustadz Tohari, juga mengingatkan kepada jama’ah, sebelum pelaksanaan Sholat Gerhana, bahwa sunnah apabila terjadi gerhana tidak hanya sholat saja, namun juga mewujud dalam sedekah gerhana.
“Orang Islam yang lurus dan kokoh aqidahnya, akan melahirkan ibadah yang benar sesuai sunnah. Aqidah yang mantab dan ibadah yang benar akan melahirkan tindakan yang nyata dalam wujud gemar bersedekah.” Tegasnya.
Kesalehan individual, lanjutnya, hendaknya diwujudkan dalam kesalehan sosial. Gerakan bersedekah pada saat terjadi gerhana, hanyalah langkah awal untuk selalu peduli kepada sesama.
“Memperhatikan tetangga kiri kanan dan jama’ah dalam kehidupan keseharian kita. Semangat bersedekah harus terus kita gelorakan sepanjang masa. Saling menyayangi, saling menguatkan diantara sesama itulah salah satu hikmah Gerhana.” Tandasnya.
Dalam scope kecil, sambung Ustadzah Tohari dalam pengantarnya, mengingatkan kembali komitmen bersama tentang tagline; “Makmur Masjid’e, Makmur Jama’ahe”.
Selain pembagian paket Sembako, KLL Masjid Al-Mufidah pada saat terjadi Gerhana juga mengedarkan kotak infaq khusus Gerhana.
“Alhamdulillah, diperoleh sedekah Gerhana sebesar Rp. 2.150.000,- (Dua Juta Seratus lima puluh Ribu Rupiah ), yang langsung didistribusikan kepada 7 Jama’ah yang berhak.” Katanya.
Ia juga mengatakan bahwa pemberian bantuan pendidikan (beasiswa) kepada 2 orang siswa baru Sekolah Karakter SD Muhammadiyah 24 Surabaya, yang orang tuanya aktif sebagai jamaah, yaitu :
- Ananda Muhammad Nurhakiki.
- Ananda Abdul Rahman Hamid Cakra Wijaya.
Senada, Bunda Ida Aziz, Seksi Distribusi, menyampaikan bahwa Ia menyampaikan terima kasih kepada para donatur atas dukungan dan partisipasinya, serta para jama’ah atas do’a-do’anya, sehingga Allah SWT menggerakkan para donatur dalam mendukung program kita.
“Mohon maaf kepada jama’ah atas segala kekurangan dalam pelayanan KLL Masjid Al-Mufidah.” Pungkasnya. (Humas/Gus).
