Surabaya, liputanmu – Pembinaan guru dan karyawan Amal Usaha Pimpinan Cabang Muhammadiyah Wonokromo mengubah metode absensi kehadiran dengan cara selfi dan resume materi yang harus di upload pada barcode. Sabtu 18/05/2024
Kegiatan yang mengangkat tema “Internalisasi Spirit Bermuhammadiyah Dalam Membentuk Pribadi Muhammadiyah” ini dihadiri oleh seluruh guru dan karyawan di bawah naungan Majelis Dikdasmen PCM Wonokromo Surabaya tidak kurang dari 120 orang.
Guru dan karyawan dari SD Muhammadiyah 6 Gadung (SD Musix), SD Muhammadiyah 7 Jagir, SD Muhammadiyah 24 Ketintang, SMP Muhammadiyah 4 Gadung, dan SMA Muhammadiyah 3 Gadung Surabaya. Turut hadir pula Ir Lukman Ketua PCM Wonokromo dan Dr. Arfan Fahmi SS MPd ketua Majelis Dikdasmen dan PNF PCM Wonokromo.
“Dalam kesempatan ini saya hanya berpesan bahwa kami dari Pimpinan PCM Wonokromo akan komitmen menjalankan amanat dari persyarikatan untuk selalu melakukan pembinaan terhadap guru dan karyawan kami. Untuk itu Majelis akan membuat kebijakan”. Tutur Ir Lukman dalam sambutan singkatnya.
Gayung bersambut, setelah ketua PCM mengakhiri sambutannya, ketua Majelis Majelis Dikdasmen selaku penyelenggara acara menegaskan.
“Para ustadz dan ustadzah sebelum memasuki ruang pembinaan wajib scan barcode yang telah disiapkan”. Tegasnya. Selanjutnya dia menjelaskan bahwa bukan hanya scan barcode, tetapi harus upload resume materi kajian pembinaan dan selfi di ruang kegiatan.
Dalam kesempatan ini panitia menghadirkan Dr Syamsul Ma’arif SS MPd wakil ketua Majelis Tabligh PWM Jawa Timur sebagai Narasumber.
Sebelum ceramah dia berbisik kepada Munahar S.HI MPd selaku MC agar duduk para jamaah bisa lebih mendekat.
“Dalam hitungan ketiga, semua harus bapak-ibu berdiri. Satu, dua, tiga! ”. Seru Munahar Kepala SD Musix Surabaya dengan hitungan cepat. Para jama’ah pun segera berdiri.
Selanjutnya dia meminta mengikuti gerakan yang diucapkan. Kalau dia mengucapkan cek, cek, cek, maka jama’ah diminta bertepuk tangan tiga kali, jika dia mengucapkan bum, bum, bum, jama’ah diminta menghentakkan kaki tiga kali. Begitu diucapkan berulang-ulang dan diikuti jama’ah dengan kompak.
“Terakhir, kalau saya ucapakan maju, maju, maju, maka bapak-ibu harus maju”. Sambungnya. Jama’ah pun mengikuti instruksinya tanpa ragu-ragu sampai beberapa langkah hingga dekat dengan podium.
“Jangan lupa, jajan dan barang-barangnya juga dibawa !”. Serunya sambil tersenyum. Tau kalau jamaah baru saja dikerjai, mereka sambil mengambil kue konsumsi yang masih tertinggal di belakang.
“Terima kasih Ustadz Munahar”. Ucap Dr Syamsul Ma’arif SS MPd setelah menerima mikrofon dari Munahar.
Khusus jamaah, yang duduk di depan sudah saya siapkan door prize 15 juta rupiah bagi yang serius mendengarkan, dan mohon maaf yang di belakang tangan saya tidak sampai. disambut gembira para jama’ah.
Memulai ceramahnya, dia menegaskan bahwa sebagai umat islam yang bekerja di amal usaha Muhammadiyah tidak melupakan pesan pendiri Persyarikatan ini, karena beliau berharap Muhammadiyah tetap eksis keberadaannya sepanjang masa. Kita tidak boleh melupakan pesan K.H. A. Dahlan.
“Siapa yang bisa menyebutkan pesan K.H. Ahmad Dahlan?”. Tanyanya memulai door prizenya sambil menunjukkan ‘sak gebok’ (satu bendel) uang berwarna merah disambut antusias para jama’ah dengan mengangkat tangannya.
“Luar biasa, banyak sekali yang mau uangnya” candanya disambut jama’ah. Dia menunjuk salah seorang jama’ah wanita.
“Hidup-hidupilah Muhammadiyah, jangan mencari kehidupan di Muhammadiyah !”. Jawab salah seorang jama’ah yang duduk di shof paling depan
“Betul, monggo, uangnya diambil ibu!”. Sambil menyerahkan lembaran uang 100 ribu.
“Makasih, ustadz!”. balasnya
Selanjutnya Kyai yang mengaku dirinya mualaf di Muhammadiyah ini memberikan banyak materi kajian, satu diantaranya adalah 10 kriteria karakter orang Muhammadiyah.
Karakter Orang Muhammadiyah
Pertama, Beraqidah Murni; Sebagai orang Muhammadiyah harus berjiwa dan bersikap bertauhid hanya kepada Allah saja, jauh dari sikap takhayul, bid’ah dan khurafat (TBC).
Kedua, Berpaham Islam yang Berkemajuan; Konsep yang menggambarkan pemahaman Islam yang mendorong kemajuan dalam berbagai aspek kehidupan, baik itu dalam bidang pendidikan, sosial, ekonomi, maupun teknologi, tanpa meninggalkan nilai-nilai fundamental Islam.
Ketiga, Ikhlas, Jujur dan Amanah. Warga Muhammadiyah harus menunaikan tugas yang diemban dengan baik. Karena warga Muhammadiyah harus menunjung tinggi sifat yang melekat pada diri Rasulullah.
“Siapa yang masih ingat sifat-sifat Rasullullah ?”. Tanya pengusaha sukses ini sambil menunjukkan segenggam uang ditangan kirinya.
“Sidiq, Tabligh, Amanah, dan Fathonah !”. Seru Nurmala SAg Guru Kelas III SD Musix Surabaya yang duduk di shof belakang.
“Kenapa kok jawabnya kencang sekali ?”. Tanyanya
“Ia ustadz, supaya tidak ‘disaut’ yang ada di depan, masa dari tadi yang dapat depan terus!”. balas Nurmala bersemangat, disambut ketawa jamaah yang lain
“Oke, walaupun dibelakang gak papa, ambil uangnya” jawab laki-laki paro baya ini sambil menyerahkan uang 100 ribuan.
Keempat, Cerdas Berilmu; Terus mengasah kecerdasan dan keilmuan untuk meningkatkan kualitas diri, guru Muhammadiyah harus mau mengembangkan ilmu dengan belajar kembali, baik yang formal maupun non formal.
Dalam hal ini dia menawarkan beasiswa kuliah S-3 bagi yang bersedia, tetapi tidak ada yang angkat tangan.
“Ustdz, kan rata-rata kami baru S-1, belum punya ijazah S-2. Bagaimana kalau S-2 saja?”. Celetuk salah seorang jama’ah yang ada di shof paling depan.
“Saya hanya menawarkan bagi yang mau ambil S-3, bagi yang bersedia silahkan mendaftar kepada ustadz Munahar”. katanya
Kelima, Moderat Bijaksana; Beragama dengan berakidah, beribadah, berakhlak dan bermuamalah.
Keenam, Etos kerja tinggi, disiplin dan produktif.
Ketujuh, Adil dan memuliakan manusia, menghormati sesama manusia.
Kedelapan, Berjiwa Al-Ma’un; peduli pada dhuafa, anak yatim dan golongan yang termarjinalkan. Seperti yang dilakukan oleh KH A Dahlan.
“Beliau tidak ‘omdo’ (omong doang)” Katanya. Selanjutnya dia menceritakan bahwa KH A Dahlan mengajarkan surat Al-Ma’un tidak akan dilanjutkan surat yang lain sebelum mengamalkan dengan menyantuni anak yatim.
Kesembilan, Gemar beramal dan berusaha; menjaga martabat dengan peduli sesama.
“Terakhir, yang kesepuluh adalah berorganisasi dan bekerjasama, bersama-sama membangun ummat.” jelasnya
“Maaf Ustadz, waktu sudah habis !.” Bisik Munahar
“Lho ini uangnya masih banyak, saya baru mengeluarkan sepuluh door prize.” sahutnya
“Simpan saja ustadz, lain kali kita undang lagi.” Balas Munahar sambil tertawa.
Acara segera ditutup, karena guru dan karyawan SD Musix segera menghadiri Khatmil Qur’an ke-2 metode Ummi di tempat lain. (Basirun).