Surabaya, liputanmu – Empat kedudukan mulia sebagai seorang guru ISMUBA/Pendidikan Agama Islam (PAI), disampaikan oleh Dr. KH. Pardi, M.Pd.I., Kepala Kemenag Kota Surabaya dalam acara pembukaan Pelatihan Guru ISMUBA SD/MI Muhammadiyah se-Kota Surabaya yang diselenggarakan di MI Muhammadiyah 27 Surabaya. Sabtu (21/09/2024).
“Sebagai pendidik, kita memiliki tanggung jawab besar yang tidak hanya terbatas pada penyampaian materi.” Tutur Dr. Pardi.
Pria kalem ini lantas menjelaskan empat kedudukan mulia yang harus dipegang teguh oleh guru ISMUBA dalam menjalankan tugasnya.
“Pertama, Sebagai Mudarris atau pengajar; guru berperan penting dalam mentransfer ilmu pengetahuan kepada siswa. Tugas ini bukan hanya sekedar menyampaikan informasi, tetapi juga menginspirasi siswa untuk mencintai ilmu dan berperilaku yang baik.” Terangnya.
Kedua, Sebagai Muallim; dalam posisi ini, guru berfungsi sebagai pembimbing dengan melakukan pendekatan yang mengarahkan siswa untuk memahami nilai-nilai ajaran Islam.
Alumnus UIN Sunan Ampel Surabaya ini melanjutkan, seorang muallim bukan hanya mengajarkan pengetahuan, tetapi juga membimbing akhlak dan karakter siswa, didalamnya ada perenungan dan latihan jiwa.
“Ketiga, Sebagai Muaddid; guru berperan dalam membina dan mempersiapkan generasi penerus yang berkualitas. Muallim membangun character building pada murid-muridnya supaya jujur dan amanah.” Ucap pria yang pernah menjadi Kepala Kemenag Kabupaten Sampang 2019-2022.
Pria asli Tuban ini menambahkan, Guru Ismuba/PAI itu guru yang memiliki Ilmu yang lengkap, bisa matematika juga. Yakni bisa Ilmu Faroid (menghitung warisan), Ilmu Falaq, dan menghitung zakat juga Ilmu Matematika yang dikuasai guru Agama.

Karenanya, lanjut Kepala MTsN Bangil Tahun 2015 ini, sebagai muaddid itu mencakup pengembangan potensi siswa dalam berbagai aspek, baik akademis maupun non-akademis.
Selanjutnya yang Keempat, Sebagai Murobbi; guru bertugas sebagai pendidik yang membangun hubungan emosional dan spiritual dengan siswa atau olah rasa, olah hati.
“Murobbi itu, berkomitmen untuk mendidik siswa tidak hanya dari segi intelektual, tetapi juga dari segi moral dan spiritual.” Ujar pria yang istiqomah khatam Al-Qur’an tiap Kamis ini.
Dr. Pardi menekankan bahwa dengan memahami dan melaksanakan empat kedudukan mulia ini, guru ISMUBA akan mampu menciptakan lingkungan pembelajaran yang lebih baik dan lebih bermakna.
“Mari kita tingkatkan dedikasi dan profesionalisme kita sebagai pendidik, agar mampu menjadi teladan yang baik bagi siswa-siswa kita.” Pungkasnya. (M.Khoirul Anam)