Inspirasi Kehidupan : Refleksi Ramadhan dan Idul Fitri 1446 H, Merawat Ketakwaan Ahli Surga
Oleh Ustadz Salman Alfarisi BMR, S.H.I.
(Wakil Sekretaris PW IPHI Jawa Timur)
Takmir Masjid Puri Sejahtera Kecamatan Sukodono Kabupaten Sidoarjo menggelar sholat Idul Fitri 1446 H. Dihadiri kurang lebih 500 jama’ah memenuhi ruang utama, dan serambi masjid bahkan meluber sampai di halaman. Hadir sebagai khatib pada sholat Idul Fitri 1446 H, Ustadz Salman Alfarisi BMR, S.H.I., dengan mengambil tema :“Refleksi Ramadhan dan Idul Fitri 1446 H; Merawat Ketakwaan Ahli Surga”.
Keberkahan Ramadhan dan Idul Fitri 1446 H sangat begitu terasa, sehingga menjadikan kita serasa menjadi manusia yang semakin bertakwa. Ketakwaan kita kepada kepada Allah SWT, menjadi kunci sebagai hamba yang dicintaiNya, sehingga surgaNya menjadi tempat kita kembali.
Dalam kesempatan yang penuh dengan rahmat Allah SWT, di momen Idul Fitri 1446 H, Ustadz Salman Alfarisi BMR, S.H.I dalam “Refleksi Ramadhan dan Idul Fitri 1446 H; Merawat Ketakwaan Ahli Surga”, yaitu :
Pertama, Menjaga dan meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT; Hal ini sesuai dengan firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala dalam Al-Qur’an Surat Ali Imron ayat 102 :
يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا اتَّقُوا اللّٰهَ حَقَّ تُقٰتِهٖ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَاَ نْـتُمْ مُّسْلِمُوْنَ
Artinya :“Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan muslim”.
Dalam Surat Ali Imron ayat 102, Allah SWT mengingatkan kepada kita umatnya tentang pentingnya memahami bahwa sebagai hamba-hamba Allah yang beriman seharusnya melaksanakan keimanan dan ketaqwaan dengan sebenar-benarnya. Artinya bahwa melaksanakan semua perintah dan menjauhi semua larangan Allah SWT dengan ikhlas mengharapkan ridhoNya, bukan karena ingin dipuji sebagai manusia yang beriman, bertaqwa, sholeh di mata manusia.
Kalau ikhlas karena Allah SWT, semua amal kita akan diterima dan mendapatkan pahala dari dariNya. Sebaliknya karena amalan kita ingin dipuji manusia, maka akan sia-sia, tidak ada artinya di hadapan Allah SWT.
Kedua, Mensyukuri kenikmatan yang Allah SWT Berikan kepada Manusia; Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman dalam Al-Qur’an Surat Ibrahim ayat 7, yaitu:
وَاِ ذْ تَاَ ذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَاَ زِيْدَنَّـكُمْ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ اِنَّ عَذَا بِيْ لَشَدِيْدٌ
Artinya :“Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat berat”.
Sebagai hambaNya yang beriman dan bertakwa, mensyukuri segala kenikmatan yang Allah SWT berikan adalah sebuah kewajiban, yang jumlahnya banyak, tidak bisa diukur.
Nikmat terbesar adalah ketetapan Iman dan Islam pada diri kita, sehingga kita bisa melakukan banyak aktivitas kebaikan, mulai ibadah kita, perilaku sosial kita, amal kita, semua itu karena masih adanya Iman dan Islam.
Ketiga, Menjadikan Rasulullah Muhammad SAW idola utama dalam kehidupan; Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
لَقَدْ كَا نَ لَكُمْ فِيْ رَسُوْلِ اللّٰهِ اُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَنْ كَا نَ يَرْجُوا اللّٰهَ وَا لْيَوْمَ الْاٰ خِرَ وَذَكَرَ اللّٰهَ كَثِيْرًا
Artinya :”Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat dan yang banyak mengingat Allah”. (QS. Al-Ahzab 33: Ayat 21)
Allah SWT mengingatkan kita bahwa pada diri Rasulullah SAW terdapat suri tauladan yang sempurna, baik dalam kehidupan pribadi, kehidupan keluarga, bermasyarakat, bahkan berbangsa dan bernegara, sempurna telah memberikan contoh kepada kita umatnya.
Garansi Allah SWT langsung, sehingga kalau kita meneladaninya maka hidup kita akan bahagia dunia dan akhirat sesuai do’a sapujagat yang selalu kita baca setiap waktu.
Keempat, Membiasakan amalan selama bulan Ramadhan; Allah Subhanahu Wa Ta’ala mengingatkan kita dalam Al-Qur’an Surat Al-Baqarah ayat 183, yaitu:
يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْکُمُ الصِّيَا مُ کَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِکُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَ
Artinya :“Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa”.
Kebiasaan baik selama bulan Ramadhan, mari kita lanjutkan di 11 bulan kedepan, minimal kita bisa istiqomah, kalau meningkat jauh lebih baik. Mulai sholat lima waktu, kalau bisa berjamaah, ditambah sholat sunahnya, puasa sunahnya, untuk menjaga Hablum Minallah (hubungan kepada Allah SWT).
Istiqomah dalam berinfaq, shodaqoh, suka berbagi, suka berderma, menolong sesama, meskipun tidak banyak, menjaga perilaku dan lisan kita yang bisa menyinggung perasaan orang lain. Ha ini dalam rangka menjaga silaturrahim kebaikan, Hablum Minannas (hubungan sesama manusia).
Kelima, Pentingnya memahami makna Idul Fitri, Merawat Ketakwaan Ahli Surga; Upaya ini dalam rangka mengamalkan hadits Rasulullah saw, yaitu :
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إيْمَا نًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
Artinya :“Barangsiapa berpuasa di bulan Ramadhan karena Iman dan mengharap pahala dari Allah maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu”. (HR Bukhari dan Muslim).
Pentingnya memahami bahwa menjadi manusia yang bertakwa sebagai tujuan akhir Ramadhan yang harus kita jaga. Bertakwa berarti ibadahnya baik, amalnya baik, dosanya diampuni Allah SWT dan kesalahan kita sesama manusia termaafkan. Menjadi manusia yang bersih dan suci seperti layaknya bayi yang baru terlahir kembali.
Selanjutnya, Allah SWT mengingatkan kepada kita tentang ciri-ciri orang yang bertakwa kepada Allah SWT, yang merupakan para ahli surga. Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
وَسَا رِعُوْۤا اِلٰى مَغْفِرَةٍ مِّنْ رَّبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمٰوٰتُ وَا لْاَ رْضُ ۙ اُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِيْنَ
Artinya :“Dan bersegeralah kamu mencari ampunan dari Tuhanmu dan mendapatkan surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa.” (QS. Ali ‘Imran 3: Ayat 133)
الَّذِيْنَ يُنْفِقُوْنَ فِى السَّرَّآءِ وَا لضَّرَّآءِ وَا لْكٰظِمِيْنَ الْغَيْظَ وَا لْعَا فِيْنَ عَنِ النَّا سِ ۗ وَا للّٰهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِيْنَ
Artinya :“(yaitu) orang-orang yang berinfak, baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain. Dan Allah mencintai orang yang berbuat kebaikan.”(QS. Ali ‘Imran 3: Ayat 134)
Memahami tentang ciri-ciri orang yang bertakwa kepada Allah SWT sebagai muhasabah diri. Sudahkah kita termasuk orang yang bertakwa yang diharapkan orang Allah SWT dalam syariatnya, khususnya di bulan suci Ramadhan. Adapun 3 ciri orang bertakwa ahli surga itu adalah:
Pertama, Orang yang suka berinfaq dalam keadaan lapang dan sempit; Berbuat baik, jangan menunggu kaya, sukses, tapi kapanpun, dalam kondisi apapun biasakan suka membantu, menolong sesama.
Ingatlah bahwa semua yang kita miliki adalah amanah dari Allah SWT, baik harta, tahta dll, semuanya akan dimintai pertanggungjawaban.
Kedua, Orang yang mampu menahan amarah; Dosa yang kita lakukan, seringkali berangkat dari ketidakmampuan kita dalam mengendalikan diri, hawa nafsu sehingga menyinggung perasaan orang lain. Kita dibiasakan oleh Allah SWT melalui Ramadhan untuk mengendalikan hawa nafsu kita, supaya menjadi orang yang beriman dan bertaqwa dengan sebenar-benarnya.
Ingatlah bahwa makna puasa adalah menahan diri dari segala sesuatu yang bisa membatalkan puasa. Maka jangan sampai kita lupa bahwa esensi yang diajarkan di bulan Ramadhan adalah menahan diri.
Ketiga, Orang yang mampu memberikan maaf kepada sesama; Sebagai manusia, kita menyadari bahwa tidak ada yang sempurna, kita pasti punya kesalahan terhadap orang lain, begitu juga sebaliknya.
Anjuran agama adalah kita saling memaafkan atas segala kesalahan kita selama menjalani kehidupan sehingga kita mendapatkan derajat sempurna sebagai manusia yang muhsin, penuh kebaikan dalam bingkai keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT.
Semoga kita menjadi orang yang semakin beriman dan bertaqwa, hingga nanti kita dimatikan dalam keadaan husnul khatimah, InsyaAllah kita akan dimasukkan dalam surgaNya, Aamiin.