Surabaya, liputanmu – Mancing bandeng, dapat tawa, pulang bawa filosofi, Adventure Fishing Day ala Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Wonokromo. Sebelumnya telah sukses gelar acara Adventure di pegunungan, sampai edisi 5, sekarang munculnya Adventure Fishing Day.
Kalau kamu kira mancing itu cuma soal tarik-ulur joran, kamu salah besar. Karena Sabtu kemarin (14/06/2025), di Pemancingan Bandeng Rahayu Sumber Rejeki, Kalang Anyar, Kabupaten Sidoarjo, terjadi satu peristiwa langka.
Kumpulan jajaran Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Wonokromo yang biasanya membahas masalah dengan serius, berubah jadi bocah TK pas denger kata “STRIKE!”

Tim Tiba, Gaya Bebas
Sejak pagi, udara sudah mengandung aura tawa dan aroma ikan bakar yang belum ada wujudnya. Satu per satu tokoh utama kita hadir.
Ustadz Muhammad Barid, S.Ag., M.Pd.I., Wakil Ketua PCM Wonokromo datang duluan. Dengan tenang, beliau berkata penuh makna.
“Saya udah niat dari rumah, saya mancing ikan bandeng, dan saya akan makan ikan bandeng bakar. Aneh kalau niat mancing bandeng tapi makan lauk ayam. Fokus itu kunci.” Ujarnya dengan senyuman manis khasnya.
Langsung, mental kami semua ditarik seperti umpan kena bandeng! Filosofis bener, Ustadz tapi ngena banget!
“Tancapkan niat, maka realita akan mengikuti pancingannya.” Imbuhnya.
Sementara itu, Ustadz Arief Rusdi, ST., Wakil Ketua PCM Wonokromo tampil maskulin maksimal! Kaos dibalut jaket jean biru. Kayak gabungan om ganteng plus duta fashion kolam.
“Strike boleh di kolam, tapi gaya harus tetap panggung utama.” Ujarnya.
Tak mau kalah, Ustadz Agus Suwandi, Wakil Ketua PCM Wonokromo, veteran mancing datang dengan kaos legend bergambar ikan. Udah kayak jimat, tapi meskipun pengalaman udah segudang, tetap aja.
“Ikan lepas, kail putus, rangkaian kusut.” Ujarnya.
“Ilmu banyak, tetap butuh sabar dan tali yang kuat!” Imbuhnya.
Keseruan juga disampaikan oleh legend Adventure Puncak Gunung, Ustadz Muriansa, SE., sang pendaki gunung, datang pakai kostum naik gunung!
Mancing? Santai. Gayanya? Siap muncak.
“Kalau ikan susah didapat, minimal style tetap di puncak.” Katanya.
“Penampilan boleh salah jalur, tapi semangat tetap naik level!” Kelakarnya.

Strike dan Kejadian Aneh, Tak Terduga
Sementara itu, Ustadz Naryo, Wakil Ketua PCM Wonokromo, mantan “anggota” (yang tau ya tau lah), duduk tenang penuh pengamatan.
Matanya memindai kolam, pemancing, dan mungkin kenangan lama, kala belum pensiun.
“Yang penting nikmati, bukan kompetisi.” Ungkapnya.
Beda lagi Ustadz Herry, Wakil Bendahara PCM Wonokromo, si dzikir mancing. Sembari duduk di gazebo, mulutnya komat-kamit dari awal.
Zikir, doa, mantra, atau nyanyian hati? Gak tau. Tapi hasilnya?
“Team bisa strike mulus, ikannya joget masuk jaring.” Selorohnya.
“Tidak hanya umpan yang pas, butuh doa juga meski di kolam pancing.” Tegasnya.
Ustadz Anang, Ketua Bidang Sumber Daya Insani (SDI) Majelis Dikdasmen dan PNF PCM Wonokromo, datang telat tapi langsung keluarin HP, buka kamera.
“Yang penting update status dulu, strike belakangan.” Ujarnya dengan senyuman khas ala founder Kantor Konsultan Pajak dan pengacara, serius tapi santai.
Pose-pose syahdu muncul. Bukan mancing, tapi udah kayak vloger outdoor.
Sementara itu, Pak Rifai hadir paling beda, pakai sarung! Satu strike keras, ikan salto, dia loncat. Sarung ngikut, nyaris jadi iklan sabun cuci. Tapi tetap, bandeng berhasil diamankan, sarung tetap terhormat.
“Style bisa apa aja, asal yakin dan gesit, hasil tetap dapet.” Tandasnya seraya tertawa.
Ustadz Taufik Hidayanto, A.Md., Wakil Ketua PCM Wonokromo, si pendekar pancing pantang pulang, meski udah siang, panas, umpan habis.
“Bandeng itu jodoh, tinggal nunggu waktu.” Kelakarnya. Dan bener, strike terakhir justru darinya!
Ustadz Ir. Lukman, datang paling akhir, tapi paling rapi. Maklum, dari kondangan langsung ke kolam.
“Nikmati saja, makanannya enak, suasananya asik. Uang bisa dicari, momen kayak gini belum tentu datang dua kali.” Ujarnya penuh semangat.
“Kadang yang telat malah bawa pesan paling dalam.” Seloroh Bos Kos-kosan Kelat Elite Surabaya.

Ikan Bakar dan Tawa
Ikan berhasil dikumpulkan. Bandeng segar siap masuk panggangan. Aroma wangi naik ke udara, dan tawa pun meledak. Semua orang jadi lapar dadakan.
“Ini bukan sekadar makan siang, ini adalah hasil perjuangan!” Ujarnya.
Dan saat bandeng tanpa duri itu masuk mulut, semua sepakat, “Worth it, Banget.” Katanya serempak.

Pulang, tapi tidak Kosong
Yang pulang bukan cuma bawa ikan, tapi juga tawa yang gak berhenti, filosofi hidup dari kolam dan memori yang akan terus diceritakan.
“Mancing itu bukan soal dapet ikan. Tapi soal menikmati proses, fokus sama niat, dan tetap gaya meski di pinggir kolam.” Tegas Ustadz Lukman.
PCM Wonokromo gak cuma mancing, mereka nge-strike hidup dengan gaya, tawa, dan makna.
Tertawa, Terinspirasi, Termotivasi dan Kenyang!
“Fokus pada niat. Jalani dengan tenang, sabar dan tawakal. Lalu tunggu, Tuhan akan hadirkan sekuat tarikan pancing niatmu.” Tandasnya.
“Siap-siap ya, Next trip PCM Wonokromo yang heboh penuh kenangan.” Pungkasnya. (Taufiq Hidayanto).