Surabaya, liputanmu – Tujuh belas personel Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra) Sekolah Berbasis Pesantren SMP Muhammadiyah 4 (Spempat) Gadung Surabaya sukses tunaikan tugas di Halaman Kompleks Pendidikan Muhammadiyah Gadung. Mereka terdiri dari 13 putri dan 4 putra yang penuh dengan semangat dan khidmat melaksanakan tugas. Sabtu (17/8/2024).
Vanessa Angelica, salah satu personel Paskibra, mengungkapkan kelegaannya. Ia bersyukur akhirnya tuntas menunaikan tugas sebagai Pengibar Bendera.
“Tentunya berhari-hari kami latihan, terbayarkan sudah kerja kerasnya hari ini. Teman-teman kompak saling dukung.” Ujar Vanessa yang juga alumni Sekolah Karakter SD Muhammadiyah 24 Surabaya.
Menurutnya, persiapan untuk mengemban tugas ini tidak singkat. Ia menuturkan bahwa tiap hari ia dan teman-temannya bekerja keras latihan selama dua pekan.
Syaiful Siregar, Pelatih Paskib SMP Muhammadiyah 4 Surabaya, mengatakan merasa bangga dengan keberhasilan anak buahnya. Ia mengapresiasi berbagai usaha dan upaya kelompok Paskib dalam menyukseskan kegiatan upacara ini.
“Yang sulit itu ketika menyelaraskan barisan untuk mengibarkan bendera. Harus ada keselarasan dan kekompakan di antara personel barisan.” Katanya.
Mengenai masalah kostum paskibra, Syaiful mengaku bukan masalah jika paskibra tetap memakai hijab dalam bertugas. Menurutnya syariat yang ada di dalam Islam tidak seharusnya menghalangi siswa dalam bertugas menjadi pasukan pengibar bendera.
“Semua bisa disiasati dan disesuaikan. Yang penting dapat membuat siswa nyaman saat bertugas.” Tambahnya.

Ustadzah Handa Sonia, Staf Kesiswaan Spempat Gadung Surabaya, memberi apresiasi kepada siswa yang telah bekerja keras dalam menyukseskan Upacara HUT ke-79 RI ini. Menurutnya dari 17 anak yang bertugas, semuanya rutin berlatih selama dua pekan sebelum acara dimulai.
“Ketika ditetapkan sebagai petugas upacara, Mas Syaiful langsung gerak cepat. Beliau langsung mengumpulkan siswa yang tergabung dalam ekstrakurikuler paskibra untuk bertugas.” Terangnya.
Ia lantas mengatakan bahwa memang ada halangan dalam persiapan, terutama dalam hal seragam siswa. Ia berkolaborasi dengan beberapa guru untuk menyiapkan segala atribut dan kelengkapannya.
“Kemarin yang sulit itu memadankan jilbab dengan kopyahnya untuk perempuan. Kopyah yang digunakan bukan untuk bapak-bapak. Alhamdulillah dengan bantuan teman-teman guru, halangan kelengkapan seragam itu bisa teratasi.” Tandasnya. (Humas/Taufiq).