Mojokerto, liputanmu – Berselang 1 bulan dari pendakian yang pertama di bulan Oktober yang lalu, Pimpinan Cabang Muhammadiyah Wonokromo kembali melakukan tadabbur alam dengan pendakian tipis-tipis pada hari Sabtu tanggal 2 Nopember 2024.
Kali ini berkaitan dengan menyongsong Milad Muhammadiyah Ke 112 yang jatuh pada tanggal 18 Nopember 2024. Ada 10 orang yang ikut bergabung di acara pendakian kedua ini; 5 orang dari PCM, 3 orang dari PRM dan 2 orang dari Majelis.
Dalam rilisnya, Senin, 18 Nopember 2024, Koordinator Kegiatan Ustadz Muriansa, SE, yang juga Bendahara Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Wonokromo menyampaikan bahwa pendakian kedua ini, ada beberapa pertimbangan kenapa akhirnya memilih jalur ke Mt. Alap-alap Dawuan Pacet Kabupaten Mojokerto.
“Jalur ini baru resmi dibuka pada tgl 14 September 2024 yang lalu sehingga belum terlalu ramai. Jalur yang sejuk karena melewati hutan pinus dan dengan tanjakan yang ramah di lutut. Masih ada sumber air sebelum pos 2 di jalur pendakian ini.” Ujarnya.
Ia lantas menjelaskan bahwa seperti biasa, pukul 6.30 WIB rombongan kumpul di Komplek Pendidikan Muhammadiyah Gadung dan dengan mengendarai 2 mobil , rombongan berangkat menuju Basecamp (BC) Mt. Alap-Alap yang berada di Desa Dawuhan Pacet.
“Setibanya di Basecamp Mt. Alap-alap, suasananya masih sepi belum terlalu ramai, hanya ada beberapa motor pendaki yang ada di halaman parkiran motor.” Imbuhnya.
Sebelum berangkat, rombongan melakukan registrasi terlebih dahulu, melaporkan jumlah peserta yang akan melakukan pendakian dan kemudian sarapan pagi dari bekal yang sengaja dibawa dari Surabaya.
Pukul 9.30 WIB, rombongan berangkat dari Basecamp menuju gerbang pintu masuk jalur pendakian ini. Suasana pagi yang cerah menyambut rombongan saat menyusuri awal jalur setapak ini dan sebelum memasuki pintu gerbang hutan pinus, terdapat lahan yang cukup luas disisi kanan jalur, yang disediakan untuk area camping keluarga yang sejuk dibawah rindangnya pohon bambu yang tumbuh disekitar area camping ini.
“Tersedia juga fasilitas mushallah yang bersih, MCK dan sumber air yang melimpah.” Katanya.
Di jalur pendakian ini terdapat 3 pos, di pos 1 dan pos 3 hanya ada bangku-bangku untuk istirahat yang terbuat dari bambu sedangkan di pos 2, ada sebuah shelter yang cukup besar untuk tempat berteduh dan istirahat serta sumber air bersih sebelum pos 2.
Lebih lanjut, ia mengungkapkan bahwa ada yang beda dengan tadabbur alam kali ini, semua anggota team sudah mempersiapkan fisik dan mentalnya jauh sebelumnya acara pendakian ini. Hal ini terlihat seluruh anggota rombongan tetap semangat saat menyusuri jalur jalan setapak yang terus menanjak dan tidak landai lagi.
“Di pos 2 ini , rombongan sempat berhenti untuk istirahat sambil menikmati hidangan kopi hangat dan bekal snack yang dibawah.” Ungkapnya dengan penuh semangat.
Hampir mendekati puncak, cuaca berubah drastis, mendung mulai gelap dan tak lama lagi hujan turun cukup deras. Berbekal jas hujan yang sudah dipersiapkan dari rumah, rombongan tetap melanjutkan pendakiannya ke puncak Mt. Alap-alap. Pukul 11.50 WIB, rombongan akhirnya sampai juga di puncak Mt. Alap-alap, masih diiringi dengan gemuruh suara petir dan hujan deras serta kabut tebal yang menyelimuti area puncak.
“Setelah berfoto bersama dengan suasana yang syahdu dan juga tidak ingin mengambil resiko di cuaca seperti ini, rombongan segera meninggalkan puncak untuk kembali ke Basecamp. Saat menuruni jalan setapak.” Jelasnya.
Langkah kaki akhirnya menjadi pelan dan berhati-hati karena jalan berubah jadi licin dan becek. Karena hujan masih juga belum reda, rombongan kembali beristirahat di pos 2 ini lagi, seraya menikmati sajian kopi hangat dan bekal snack yang masih tersisa, diselingi candaan dan tawa diantara peserta.
Ada pengalaman baru dan lucu yang dialami. Ada yang lupa membungkus pakaian gantinya dengan kantong plastik, sehingga tas ranselnya yang basah karena hujan akhirnya pakaian di dalam tas ransel ikutan jadi basah.
“Lebih kurang 30 menit menunggu di pos 2, akhirnya hujan reda dan rombongan kembali berjalan ke Basecamp. Menuruni jalan setapak yang masih basah dan berharap untuk kembali lagi menyaksikan keindahan alam yang terbentang luas di muka bumi ini.” Pungkasnya. (Humas/Muri).