Sidoarjo, liputanmu – Upaya Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Wonokromo bangun kebersamaan dan sinergi gerakan dengan berbagai kegiatan, termasuk tadabbur alam dan mancing bersama. Beberapa bulan lalu sudah melakukan tadabbur alam hingga edisi ke 3, dan sekarang kegiatan mancing bersama. Dalam rilisnya Sabtu, (30/11/2024).
Memancing ikan merupakan kegiatan yang penuh dengan filosofi dan pelajaran tentang kesabaran, kebijaksanaan, dan keterampilan. Dalam memancing, seseorang harus mampu mengendalikan diri, memiliki kesabaran, dan keahlian dalam memahami lingkungan sekitarnya.
Koordinator acara Ustadz Taufiq Hidayanto, A.Md., mengatakan bahwa dari beberapa gambaran filosofi memancing ikan, PCM Wonokromo mengagendakan kegiatan mancing ikan bersama seluruh anggota. Karena dalam kegiatan tersebut terdapat stimulus guna membentuk karakter yang harus dimiliki oleh para pimpinan khususnya PCM Wonokromo dalam mengawal keberlangsungan langkah organisasi agar berjalan seirama menuju kemajuan yang mencerahkan.
“Dibutuhkan kesabaran dan keahlian dalam mengelola bermacam karakter demi kemajuan organisasi.” Ujarnya.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa kegiatan memancing ikan tidak hanya memberikan manfaat fisik, seperti meningkatkan kebugaran dan ketahanan tubuh, tetapi juga memiliki dampak positif terhadap pikiran dan jiwa raga seseorang.
Berikut adalah beberapa makna kegiatan memancing ikan terhadap pikiran dan jiwa raga, yaitu : Pertama, Ketenangan Pikiran; Memancing ikan biasanya dilakukan di tempat-tempat yang tenang dan alamiah, seperti danau, tambak atau sungai.
“Lingkungan alam yang sejuk dan aliran air yang menenangkan, dapat membantu seseorang merileksasikan pikiran dan menghilangkan stres dan kegelisahan.” Katanya.
Kedua, Kesabaran dan Ketekunan; Memancing ikan adalah kegiatan yang membutuhkan kesabaran dan ketekunan. Proses menunggu hingga ikan menggigit umpan dapat mengajarkan seseorang untuk bersabar dan bertahan dalam situasi yang membutuhkan ketekunan.
Ketiga, Konsentrasi dan Fokus; Memancing ikan memerlukan konsentrasi dan fokus yang tinggi untuk memantau pergerakan umpan dan merespons ketika ikan menggigit.
“Dengan melatih konsentrasi dan fokus, seseorang dapat mengembangkan kemampuan untuk meningkatkan daya ingat dan ketajaman mental.” Ungkapnya.
Keempat, Koneksi dengan Alam; Melalui kegiatan memancing ikan, seseorang dapat merasakan koneksi yang lebih dalam dengan alam dan lingkungan sekitar. Melihat keindahan alam dan menghargai keberagaman hayati termasuk menjaga etika dengan pemancing lain jika ada.
Kelima, Refleksi dan Kontemplasi; Ditengah kesibukan dan hiruk-pikuk kehidupan sehari-hari, kegiatan memancing ikan dapat menjadi waktu yang tepat untuk merenung dan merefleksikan diri. Dengan menyendiri di tengah alam, seseorang dapat melakukan kontemplasi dan introspeksi untuk memahami diri sendiri dan tujuan hidup lebih baik.
Keenam, Dalam Perspektif Tawakal; Kegiatan memancing ikan dapat menjadi salah satu bentuk ibadah dan tindakan menyandarkan diri sepenuhnya pada kehendak Allah SWT. Tawakal merupakan sikap percaya dan berserah diri kepada Allah, tanpa merasa khawatir atau gelisah terhadap hasil akhir.

Dalam konteks memancing ikan, seseorang yang mempraktikkan tawakal akan melepaskan beban pikiran dan kekhawatiran terkait apakah ikan akan menggigit umpannya atau tidak.
“Mereka menyadari bahwa hasil akhir dari kegiatan memancing tidak sepenuhnya tergantung pada upaya dan kemampuan manusia, tetapi juga dipengaruhi oleh kehendak dan berkat dari Allah SWT.” Jelasnya.
Dengan demikian, kegiatan memancing ikan yang dilakukan dengan penuh tawakal dapat menjadi bentuk latihan dalam melepaskan kontrol dan mengembangkan kepercayaan sepenuhnya kepada Allah. Seseorang belajar untuk menerima apa pun hasil yang diberikan oleh-Nya, tanpa merasa kecewa atau putus asa.
“Hal ini memperkuat keyakinan bahwa Allah SWT adalah pemilik segala ketetapan dan keputusan dalam hidup.” Terangnya dengan penuh semangat.
Selain itu, kegiatan memancing ikan yang dijalani dengan tawakal juga dapat mengajarkan seseorang untuk bersyukur atas segala nikmat yang diberikan oleh Allah, baik itu berupa hasil tangkapan ikan ataupun kesempatan untuk menikmati keindahan alam.
“Dengan sikap tawakal dan rasa syukur, seseorang dapat memperoleh kedamaian batin dan ketenangan pikiran.” Pungkasnya. (Humas/Taufiq).