Surabaya, liputanmu – Dalam rangka meningkatkan kualitas pembelajaran Program Internasional, SMP Muhammadiyah 5 (Spemma) Pucang Surabaya bekerja sama dengan AIESEC mendatangkan dua tenaga asing dari Australia dan Vietnam.
Mereka adalah Nawrin Islam dari Australia dan Sharly Do dari Vietnam, yang mengajar Kelas Internasional Spemma mulai kelas 7, 8 dan 9, sejak tanggal 6 Januari – 14 Februari 2025.
Ustadzah Ika Puspa Arianti, S.Pd., salah satu guru pendamping Spemma, dalam kesempatan tersebut menjelaskan bahwa mereka mengajar di Spemma sejak tanggal 6 Januari hingga 14 Februari 2025. Ia juga menyampaikan tentang tujuan mendatangkan Native Speaker dari dua negara tersebut.
“Tujuan mendatangkan Nawrin Islam dan Sharly Do dari Australia dan Vietnam adalah untuk memberikan anak-anak pengalaman berinteraksi dengan pengajar dari luar negeri. Selain itu, juga untuk melatih keberanian anak-anak untuk berinteraksi dengan orang asing serta memperlancar Bahasa Inggris anak-anak.” Tuturnya.

Selanjutnya, ia menjelaskan bahwa AIESEC adalah organisasi kepemudaan global yang berfokus pada pengembangan kepemimpinan dan pertukaran budaya. AIESEC dijalankan oleh mahasiswa di lebih dari 128 negara.
“AIESEC memiliki beberapa tujuan, di antaranya; Mengembangkan kepemimpinan pemuda, Membangun karakter kepemimpinan yang bertanggung jawab dan berjiwa entrepreneur, Memperkuat pasar tenaga kerja global, Memberikan pengalaman berharga kepada anggotanya.” Ungkapnya.
Sementara itu, Firyal Artariq Azzahra siswa kelas 9E Spemma Pucang Surabaya menyampaikan kesan yang menyenangkan diajar oleh Native Speaker, baik dari Australia maupun dari Vietnam, khususnya Sharly Do dari Vietnam.
“Senang kedatangan guru asing. Gurunya ramah, tutur katanya lembut, mudah dimengerti dan menjelaskan sampe siswa benar-benar paham.” Ujarnya.
Senada, Native Speaker dari Australia, Nawrin Islam mengatakan bahwa dirinya senang bisa berinteraksi dengan siswa Spemma Pucang Surabaya.
“Siswa Spemma pintar-pintar, lebih pintar dari yang saya kira. Ada beberapa yang aktif tapi ada juga masih malu untuk berkomunikasi.” Tandasnya. (Humas/Fudoli).