Malang, liputanmu – Begini asyiknya agenda akhir tahun siswa kelas 6 Sekolah Qur’anic and Internasional Insight SD Muhammadiyah 6 (SD Musix) Gasung Surabaya di Sumber Karang Suko, Pagelaran, Malang Selatan dengan bermain River Tubing. Rabu (11/06/2025).
Perjalanan dari Surabaya menuju lokasi Obyek Wisata Sumbar Maron menggunakan dua armada bus wisata melalui tol Surabaya-Malang.
Selama perjalanan para peserta tampak merasakan kebahagiaan. Candaan, gurauan, berkaraoke dan kelakar khas anak-anak, membuat perjalan menjadi menyenangkan.
Kegiatan tersebut didampingi oleh Ustadzah Khusnul Khotimah, S.Pd., Ustadz Imam Mashuri, ST., Ustadz Basirun, S.Pd., Ustadzah Soeci Lestari, S.Pd., Ustadz Sapto Gunawan, S.Pd., Ustadzah Ninik Nurfarida, S.Pd., Ustadzah Muthmainatul Fuadah, S.Pd.I., dan Ustadz Darmaji, S.Pd.
Tanpa terasa, dua jam perjalanan di jalan tol. Untuk menghilangkan kejenuhan dalam bus, operator bus mengajak berhenti di rest area.
“Silakan, anak-anak kalau ingin ke toilet. Waktu dibatasi sampai 15 menit.” Seru Ustadz Sapto Gunawan, S.Pd., salah satu pendamping bus dua.
Para kru bus memanfaatkan waktu untuk istirahat sejenak. Beberapa anak ada yang ke toilet, ada yang mampir ke mini market untuk membeli cemilan, dan ada yang sekedar duduk-duduk menghirup udara segar.
Kurang lebih dua jam perjalanan setelah meninggalkan exit tol. Akses jalan di Kota Malang cukup padat sehingga memperlambat perjalanan, beberapa peserta mulai jenuh.
“Ustadz, kapan sampainya. Kok lama banget?” Rengek Hamid Ali Maqi Valentino kelas 6-B.
“Sabar, sebentar lagi juga sampai.” Hibur Ustadz Darmaji, S.Pd., pendamping siswa.
Tidak lama kemudian, armada masuki area, pada gapura pintu masuk tertulis “Selamat Datang di Obyek Wisata Sumber Maron”.
“Alhamdulillah, kita sudah sampai!” Seru anak-anak.
“Anak-anak, perlu diingat. Karena akses memasuki area jalannya menanjak turun, maka jangan berlari.” Pesan salah satu kru bus wisata.
Dengan berbaris rapi, anak-anak yang haus bermain air itu meninggalkan armada
Di pintu loket 1 sudah ditunggu petugas. Dengan memegang alat dia menghitung rombongan satu persatu.
“Waw…….! Ayo ustadz segera, saya pingin segera main river tubing.” Ahmad Fachri Hisyam melihat aliran air sungai yang sangat jernih.
Sesampainya di lokasi, sebelum bermain river tubing, mereka harus sholat Dhuhur dan Ashar di jamak qoshor terlebih dahulu.
Setelah itu mereka mendapat pengarahan dari petugas tentang tata cara bermain tubing yang aman.
“Anak-anak, untuk bermain tubing yang aman, duduklah dengan posisi kedua kaki di atas ban yang mengapung.” Jelas Maulana pemandu wisata.
Jika nanti, lanjutnya, ban anak-anak akan mengenai tepi sungai atau bebatuan, angkat tinggi-tinggi kepala dan kaki jangan sampai terbentur.
Selanjutnya dia menjelaskan, jika akan bermain secara bersama. Susun beberapa anak yang telah mengapung di atas ban, kemudian anak yang berada paling depan mengempit kaki temannya dengan ketiaknya. Begitu selanjutnya hingga peserta yang paling belakang.
“Sebagai kemudinya adalah anak yang paling belakang.” Jelasnya.
Setelah merasa mengerti “Byur…..!” Para perindu air sungai itu mulai memainkan bannya yang telah mengapung.
Permainan River Tubing di Sumber Maron Malang memiliki lintasan sepanjang sekitar 500 meter.
Aktivitas ini memungkinkan anak-anak untuk menyusuri sungai sambil mengapung di atas ban, melewati arus deras sungai dan jeram-jeram kecil.
Dengan pemandangan pohon-pohon dan sawah yang indah di sekitarnya. Selama perjalanan, anak-anak akan didampingi oleh pemandu yang siap mengawasi dan membantu jika terjadi masalah.
“Ustadz, boleh main lagi, ya.” Tanya Kenzi kelas 6-A.
“Boleh. Silakan main sepuasnya. Tetapi tetap jaga keselamatan, lho ya!” Sahut Ustadz Basirun, S.Pd., yang juga ikut mengapung.
Berkali-kali mereka mengapung di atas perairan sungai yang dijadikan Pembangkit Listrik Mikro Hidro (PLMH) yang menyuplai listrik ke empat Desa sekitarnya.
Mereka tak mengenal lelah. Seolah dia tidak mau kehilangan momen langka ini.
“Anak-anak, waktu tinggal 30 menit lagi. Silakan segera mengakhiri River Tubing nya.” Pesan Ustadz Sapto panggilan akrab Sapto Gunawan.
“Belum ustadz, belum puas.” Seru anak-anak.
Karena sudah disepakati bahwa pukul15.00 harus selesai, maka semua harus bersih diri, berganti pakai dilanjutkan makan siang.
Rasa puas dan lega telah tertumpahkan. Dengan berat hati, mereka meninggalkan kenangan terakhir sebelum meninggalkan SD Musix tercinta. (Basirun).