Surabaya, liputanmu – Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof. Dr. Haedar Nashir, M.Si., menghadiri Peresmian Gedung Perguruan Muhammadiyah Tandes sekaligus Resepsi Milad 1 Abad RS PKU Muhamadiyah Surabaya yang jatuh pada tanggal 14 September 2024. Acara dilaksanakan di Komplek Perguruan Muhammadiyah Tandes Surabaya. Ahad (1/9/2024).
Hadir dalam acara tersebut Jajaran Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur; Ketua Dr. dr. Sukadiono, MM., Sekretaris Prof. Dr. Biyanto, M.Ag, Wakil Ketua Ir. Tamhid Mashudi, Wakil Ketua Dr. Hidayatullah. Hadir juga Ketua Dr. Muhammad Ridlwan, M.Pd. dan Jajaran Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Surabaya, Pimpinan Cabang, Ranting, Ortom, warga dan simpatisan Muhammadiyah Se-Surabaya.
Dalam sambutannya Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof. Dr. Haedar Nashir, M.Si., menyampaikan bahwa untuk rumah sakit, saya berikan apresiasi yang sangat tinggi. Karena ini termasuk peninggalan sejarah.
“Poliklinik Muhammadiyah mulanya ada di Yogyakarta pada tahun 1923. Namun, di tahun tersebut Muhammadiyah belum memiliki dokter. Maka Kiai Dahlan mendapat bantuan dokter dari Belanda dan bangsawan.” Tuturnya.

Ia menjelaskan bahwa setahun kemudian, Muhammadiyah mendirikan poliklinik di Surabaya. Yang menjadi ketuanya adalah dr. Soetomo, pendiri Budi Utomo.
“Muhammadiyah mendirikan Rumah Sakit termasuk dalam implementasi dakwah surat Al-Maun. Muhammadiyah ingin menolong siapapun tanpa memandang ras, agama, suku, dan golongannya.” Imbuhnya.
Lebih lanjut, Ia mengungkapkan bahwa Al-Maun selain mengandung ajaran cinta kasih, tapi juga orientasi kemanusiaan yang kemajuan. Dari surat Al-Maun, Muhammadiyah mendirikan 3 gerakan, yakni Pertama, rumah sakit untuk membantu orang yang sakit. Yang Kedua, adalah Rumah Miskin untuk membantu orang-orang miskin.
“Dan yang Ketiga, adalah Rumah Yatim, cikal bakal Panti Asuhan Muhammadiyah.” Ungkapnya.
Kemudian ia mengatakan bahwa implementasi surat Al-Maun yang diterapkan oleh Kiai Dahlan dan Kiai Sudja’ untuk membentuk gerakan Muhammadiyah yang berkemajuan.
“Maka, Al-Maun menjadi dasar pergerakan Muhammadiyah. Yakni bergerak di bidang sosial dan peduli pada sesama.” Pungkasnya. (Humas/Gus)