Surabaya, liputanmu – Wajah Muhammad Zainuddin Ihsan seketika pucat tatkala memasuki Museum Sepuluh Nopember. Siswa SMP Muhammadiyah 4 (Spempat) Gadung Surabaya, Sekolah Berbasis Pesantren sudah membayangkan memasuki museum seperti adegan pada film Night at The Museum 3.
Adegan itu menceritakan adanya makam rahasia di dalam museum. Letak Museum Sepuluh Nopember yang berada di bawah taman sebelah utara Tugu Pahlawan memperkuat anggapannya.
“Eskalatornya menuju ke bawah tanah. Takutnya di dalam sini ada makam-makam rahasia.” Ungkapnya.
Lebih lanjut ia mengatakan bahwa bayangan pada adegan di film itu seketika sirna ketika ia menemui berbagai pajangan berupa benda-benda perjuangan tersusun rapi di rak. Benda-benda yang tersusun rapi itu mengundang decak kagum siswa yang mengikuti kegiatan pembelajaran luar kelas. Kamis (3/10/2024).
Kegiatan pembelajaran luar kelas yang diikuti oleh 73 siswa kelas 7 SMP Muhammadiyah 4 Surabaya ini bertujuan mengenalkan Sejarah Perjuangan 10 November.
“Kami dengan senang hati melayani siswa-siswi Kota Surabaya ini. Selain sebagai pengenalan sejarah, kegiatan ini juga untuk mempromosikan keberadaan Museum Sepuluh Nopember sekaligus untuk memupuk semangat cinta museum kepada siswa.” Terang Bangun Widyatmo, Petugas UPTD Pengelolaan Museum dan Gedung Seni Budaya.
Lebih lanjut, menurut Bangun, ia mengapresiasi kegiatan sekolah ini. Setiap sekolah yang berkunjung diberi kesempatan untuk menyaksikan video diorama sejarah perjuangan peperangan 10 November di Kota Surabaya.
Ustadzah Ari Wahyoelianti, wali kelas 7C, mengucap syukur kegiatan ini dapat terselenggara dengan baik. Menurutnya, banyak siswa yang baru kali pertama berkunjung ke museum. Kesempatan itu harus dimanfaatkan sebaik-baiknya.
Ia kemudian menginstruksikan siswa kelas 7C sekolah Berbasis Pesantren ini untuk mencatat segala hal penting yang disampaikan pemandu museum.
“Kesan pertama siswa sangat antusias saat masuk ke museum. Beberapa siswa sempat ingin berfoto bersama maneken berseragam pilot di sela-sela mencatat informasi penting. Untuk kenang-kenangan katanya.” Tuturnya.
Sementara itu, Tio Danny penasaran melihat barang yang ada di depannya dengan saksama. Sekilas itu mirip enigma, barang penting yang ada di film The Imitation Game. Ia mengaku pernah menontonnya bersama keluarga.
“Pak, apakah ini enigma yang dipakai tentara Nazi untuk menyampaikan sandi perang?” Tanya Tio kepada pemandu.
Mendengar pertanyaan Tio Danny, Bangun Widyatmo spontan memberikan aplaus. Ia tidak menyangka ada pertanyaan demikian.
“Kalau enigma itu untuk mengirimkan kata sandi, tapi ini hanya mesin ketik biasa. Sama fungsinya seperti keyboard yang digunakan pada komputer saat ini. Bedanya, mesin ketik ini dulu digunakan untuk mengetik dokumen-dokumen perjuangan.” Pungkasnya. (Taufiq).