Mojokerto, liputanmu – Sabtu, tanggal 28 September 2024 yang lalu, Anggota Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Wonokromo melakukan kegiatan Tadabbur Alam Pendakian Puncak Rengganis (1111 mdpl) Gunung Pegat dan Mt. Lorokan (1100 mdpl), yang lokasinya di Pacet Kabupaten Mojokerto.
Kegiatan ini baru pertama kali diadakan dan tidak banyak yang ikut karena sifatnya insidentil. Bermula dari ide beberapa orang Pimpinan yang memang hobinya suka naik gunung dan juga rasa penasaran ingin mencoba kegiatan outdoor ini.
Koordinator Kegiatan Tadabbur Alam, Ustadz Muriansa, SE., yang juga Bendahara Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Wonokromo menyampaikan tentang memilih jalur ke puncak Rengganis (1111 mdpl) Gunung Pegat dan Mt. Lorokan (1100 mdpl), berdasarkan pengalaman itu adalah jalur yang aman bagi pemula.
“Jalur pendakian ini adalah jalur yang direkomendasikan untuk pendaki pemula atau yang belum pernah sama sekali naik gunung.” Ujarnya.
Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa rombongan berjumlah 7 orang, berangkat dari Komplek Pendidikan Muhammadiyah Gadung pukul 07.00 WIB dengan menggunakan 1 mobil menuju basecamp di daerah Pacet.
“Dengan menempuh perjalanan mobil selama 2 jam, rombongan sampai juga di basecamp.” Imbuhnya.
Selanjutnya, ia menjelaskan rangkaian kegiatan, dimulai dengan sarapan dan registrasi peserta pendakian pukul 09.30 WIB, rombongan berangkat melakukan pendakian santai menuju puncak. Selama perjalanan menelusuri jalan setapak ditengah hutan yang rindang, tak henti-hentinya hati ini bersyukur kepada Allah SWT.
“Alhamdulillah, Allah SWT yang masih memberikan kesehatan dan kesempatan untuk menikmati ciptaan-Nya Yang Maha Indah ini.” Ucapnya.
Setelah menempuh lebih kurang 1,5 jam jalan santai dan istirahat di beberapa pos yang ada di jalur ini. Akhirnya rombongan sampai juga di Puncak Rengganis (1111 mdpl) Gunung Pegat pukul 11.00 WIB.
Kemudian rombongan istirahat, sambil melihat pemandangan dan menikmati snack yang dibawa. Pada pukul 11.30 WIB, rombongan melanjutkan pendakian ke Puncak Mt. Lorokan, puncak kedua dari jalur pendakian ini.
Setelah mengambil sesi foto-foto, segera rombongan kembali melanjutkan perjalanan turun ke kembali basecamp, melewati jalur yang berbeda dari jalur waktu berangkat. Karena jalur ini dibolehkan untuk lintas jalur, berangkat dari basecamp A dan turun di basecamp B.
“Banyak hikmah yang diperoleh dalam perjalanan Tadabbur Alam ini, menjadikan sesama teman perjalanan menjadi lebih dekat dan akrab, saling membantu dan memotivasi satu sama lain.” Katanya.
Ia juga mengingatkan bahwa perjalanan ke puncak gunung adalah ibarat mengejar impian dan cita-cita. Melalui proses perjuangan yang melelahkan, naik turun, perlu persiapan fisik dan metal dan tak lupa juga berdoa kepada Allah SWT agar usaha dan upaya mendapat ridha-Nya.
“InsyaAllah, kita akan melakukan pendakian berikutnya. Monggo, siapapun bisa mengikuti kegiatan Tadabbur Alam ini. Bisa menghubungi PCM Wonokromo.” Pungkasnya. (Humas/Muri).