Surabaya, liputanmu – Agenda Darul Arqom SD Muhammadiyah 6 Gadung (Musix) dimeriahkan dengan materi merawat jenazah yang disampaikan oleh guru pensiunan SD Musix. Rabu (12/03/2025)
Dalam kesempatan tersebut, Ustadzah Dra. Hj. Mudrikah, salah satu Narasumber Darul Arqom di SD Musix menyampaikan materi tentang Merawat Jenazah. Tepuk meriah mengiringi langkah wanita yang mendapat julukan neli, akronim dari nenek lincah ini ke depan para peserta Darul Arqom sesi dua.
Dihadapan tidak kurang dari 200 siswa, wanita yang pernah mengajar di SD Musix ini tampil dengan penuh semangat. Masih seperti ketika berdinas 20 tahun yang lalu.
Mengawali ceramahnya dia menyitir salah satu potongan ayat yang berada di Surat al-‘Ankabut ayat 57:
كُلُّ نَفْسٍ ذَاۤىِٕقَةُ الْمَوْتِۗ ثُمَّ اِلَيْنَا تُرْجَعُوْنَ
Artinya :“Setiap yang bernyawa pasti akan merasakan kematian. Kemudian, hanya kepada Kami kamu dikembalikan.”
Dengan cuplikan ayat ini, dia menjelaskan agar para peserta selalu mempersiapkan diri untuk menuju kematian dengan cara banyak beramal sholeh.
“Jika ada orang meninggal dunia di sekitar, kita wajib merawat.” Seru Mudrikah.
Selanjutnya, ia mengatakan bahwa hukumnya adalah fardhu kifayah, jika tidak ada yang merawat, maka orang Islam yang ada di sekitarnya berdosa semua. Tetapi jika sudah ada sekelompok orang yang merawat, maka telah gugur kewajiban yang lain.
Dia lantas menjelaskan langkah-langkah jika ada orang meninggal dunia. Diantaranya; Pertama, Menutup mata dan mulutnya jika membuka. Kedua, Melepas semua pakaian yang melekat dengan tetap menutup auratnya.
“Ketiga, Memandikan, menyolatkan dan terakhir memakamkannya.” Tambahnya.
Untuk mempraktekan langkah-langkah di atas, dia memerlukan seorang anak untuk menjadi model.
“Ayo, siapa yang mau menjadi model?” Tanyanya sambil menunjuk beberapa anak
Tidak ada satupun peserta yang bersedia.
“Saya mau ustadzah.” Seru Karunia Larasati kelas 4 ICP.
“Alhamdulillah. Silakan maju” Ajaknya.
“Mengapa kamu mau menjadi model perawatan jenazah.” Tanya aktivis ‘Aisyiyah PCM Ngagel ini.
“Karena ketika kelas satu dulu saya diajari mengaji oleh Ustadzah.” Jawab Laras panggilan akrab Karunia Larasati sambil memeluk erat guru idolanya.
Satu demi satu dipraktekkan langkah-langkah perawatan jenazah dengan gamblang. Para peserta mengikuti mengikuti dengan antusias.
“Sebelum memandikan, siapkan dulu kau kafannya, supaya selesai dimandikan mayatnya tidak kedinginan.” Kelakarnya.
Selanjutnya dia mengeluarkan seperangkat peralatan. Ada kain kafan, kapas, sabun, sampo dan lainnya.
“Ini tali pocongnya.” Katanya sambil menunjukkan seutas tali kain.
“Wiii….. Ngeri. Ada pocongnya, ya ustadz?” Seru histeris anak-anak ketakutan.
“Lho, kok takut. Kan cuma tali kain saja?” Sambungnya untuk menenangkan.
Dengan antusias para peserta memperhatikan, bahkan beberapa peserta merangsek ke depan untuk melihat supaya jelas.
Dengan cekatan mantan Kepala Sekolah Inovatif SD Muhammadiyah 7 Jagir ini, mempraktekkan dan menjawabnya semua pertanyaan dari anak-anak yang baru pertama belajar merawat jenazah. (Basirun).