Surabaya, liputanmu – Sekolah Berbasis Pesantren, Boarding School SMP Muhammadiyah 4 (Spempat) Gadung Surabaya di Luminor Hotel Jemursari Jl. Raya Jemursari No 206-208 Surabaya.
Acara tersebut dihadiri oleh Ketua Majelis Dikdasmen dan PNF Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Surabaya, Ustadz Dikky Syadqomullah, S.H.I., M.Hes., Wakil Ketua Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Wonokromo, Ustadz Taufiq Hidayanto, A.Md. dan Ustadz Arif Rusdi, ST.
Hadir juga Ketua Bidang Sumber Daya Insani (SDI) Majelis Dikdasmen dan PNF PCM Wonokromo, Ustadz Anang Saifudin Junaidi, SE., SH., MSA.,CPA., CFI., yang juga Ketua Lembaga Pembinaan dan Pengawasan Keuangan (LPPK) Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Surabaya.
Kegiatan tersebut berlangsung penuh khidmat. Suasana yang awalnya penuh tawa dan sorak berubah hening, lalu mendadak larut dalam haru. Air mata pun tak bisa ditahan lagi.
Ustadzah Laili Rahmi, S.Pd., sosok perempuan tangguh yang selama ini memimpin Sekolah Berbasis Pesantren SMP Muhammadiyah 4 (Spempat) Gadung Surabaya dengan penuh cinta dan keteladanan, akhirnya tak kuasa menahan tangis.
Di hadapannya, 88 siswa-siswi Spempat bersiap meninggalkan bangku Sekolah untuk menjemput masa depan. Tapi bagi Ustadzah Laili, mereka bukan sekadar murid, mereka adalah anak-anak hatinya.
Satu per satu disalaminya dengan mata basah dan senyum getir. Ada doa dalam pelukannya. Ada restu dalam genggaman tangannya. Wanita yang telah mengabdikan 21 tahun hidupnya dalam dunia pendidikan Muhammadiyah itu, tampak larut dalam momen yang begitu menggetarkan. “Ini bukan perpisahan”, bisik hatinya, “ini adalah pengantar menuju gerbang mimpi mereka.”
Dalam sambutannya yang penuh makna, Ustadzah Laili Rahmi berpesan agar anak-anak tetap membawa budi pekerti Islam ke mana pun mereka melangkah. Nilai-nilai yang ditanamkan selama ini, seperti sholat malam yang kerap ia ajak melalui pesan WhatsApp kepada guru, murid, hingga wali murid, adalah bekal utama menapaki zaman yang penuh godaan.
Ia juga menyampaikan terima kasih kepada para orang tua yang telah mempercayakan pendidikan buah hati mereka di Sekolah Muhammadiyah 4 Gadung Surabaya.
“Kami bukan sekadar mendidik untuk cerdas, tapi untuk menjadi manusia yang utuh.” Tuturnya dengan penuh haru.
Sementara itu, dalam kesempatan tersebut, Ustadz Taufik Hidayanto, A.Md., Wakil Ketua PCM Wonokromo, mengajak seluruh hadirin untuk merenungkan ulang makna sebuah kelulusan.
“Jangan puas dengan angka. Ingat, kualitas sesungguhnya ada pada akhlakul karimah.” Tandasnya.
Ia kemudian menggambarkan kelulusan ini seperti titik “check point level 1” dalam permainan kehidupan. Masih banyak level di depan, dan bekal utama bukan hanya ilmu, tapi karakter yang Qur’ani.
“Selamat menempuh petualangan baru! Jangan takut gagal, jangan minder kalau jatuh. Pemenang itu bukan yang tak pernah jatuh, tapi yang selalu bangkit setelah terjatuh.” Tegasnya, disambut gemuruh tepuk tangan.
Ia juga mengajak kepada para wali murid, untuk melakukan passive income dan passive pahala dalam kehidupan.
“Kalau di dunia keuangan kita kenal passive income, maka mari kita ciptakan passive pahala dengan ikut serta membangun Muhammadiyah Tahfidz Center (MTC), sebagai warisan amal jariyah bersama.” Pungkasnya. (Taufiq H.).